Jumat, Mei 22, 2009

2. INTEGRASI IMAN DENGAN HIDUP

PREVIOUS PAGES :

1. PENDAHULUAN

Ada sebuah analogi mengenai iman yang ditulis oleh Stephen Tong dalam bukunya From faith to faith (2004, p. 9-10) yaitu iman Kristen dianalogikan seperti buah berbiji. Kita makan daging buah dari buah berbiji dan biji yang tersisa dapat ditanam lagi untuk kembali menghasilkan buah. Sama halnya dengan iman, iman yang ada dalam diri kita berasal dari benih yang ditanamkan oleh Allah sendiri melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus sudah mati di kayu salib dan menjadikan diri-Nya sebagai benih awal. Pada saat benih iman ditanamkan ke dalam hati kita, hal inilah yang membuat kita percaya kepada Kristus sehingga kita diselamatkan dan dibenarkan di hadapan Allah. Namun, hal ini tidak berhenti sampai di sini. Melalui kehidupan kita sebagai orang beriman, kita harus menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan kita, yakni buah Roh (Galatia 5:22-23).

Kehidupan kita yang berbuah inilah yang membuat kita dapat “dinikmati” oleh orang lain sehingga mereka dapat mengenal Kristus. Seperti yang tertulis dalam I Timotius 6:11 “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetakuan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.” Istilah “manusia Allah” yang digunakan Paulus mengartikan bahwa kita sebagai manusia merepresentasikan sifat-sifat Allah dalam hidup kita sehingga orang-orang merasakan kehadiran Allah melalui kita. Ketika orang lain mulai tertarik dengan representasi Allah melalui kita, sudah sewajarnya kita mulai membawa mereka kepada pengenalan Allah yang sejati yaitu melalui Yesus Kristus. Proses ini menuntut harga yang harus dibayar. Misalnya; kita dapat dikucilkan oleh teman-teman kita ketika memberitakan Injil. Contoh lainnya yaitu kita harus memberikan waktu untuk berdoa bagi mereka yang membuat hati kita terbeban di sela-sela kepadatan aktivitas kita. Hal-hal inilah yang dapat dianalogikan bahwa kita sebagai orang beriman kepada Kristus seperti biji yang siap ditanam dan melebur kembali di dalam tanah untuk bertumbuh dan menghasilkan buah yang baru. Inilah yang dinamakan sirkulasi hidup, “kebenaran Allah bertolak dari iman dan memimpin kepada iman” (Roma 1:17). [bersambung ke.. 3. KESENJANGAN PRAKTEK IMAN DENGAN KENYATAAN]


NEXT PAGES :

3. KESENJANGAN PRAKTEK IMAN DENGAN KENYATAAN

4. INTEGRASI IMAN DENGAN TANGGUNG JAWAB SEBAGAI GURU

5. KESIMPULAN DAN REFERENSI


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar